Kelangsungan hidup
organisme didukung atau dipengaruhi oleh 3
peristiwa yaitu adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan.
Adaptasi merupakan
penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungan.
Seleksi alam
merupakan kemampuan alam untuk menyeleksi organisme yang ada di dalamnya. Makhluk
hidup yang melakukan adaptasilah yang mampu bertahan yang akan berlangsung
hidupnya, sedangkan yang tidak mampu bertahan akan punah. Pada peristiwa inilah
alam akan berperan sebagai penyeleksi.
Perkembangbiakan
dilakukan untuk melestarikan jenisnya sehingga kelangsungan hidupnya akan tetap
berlangsung.
A. Adaptasi
1.
Pengertian
Adaptasi adalah kemampuan makhluk
hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya.
Adaptasi terlihat dari adanya
perubahan bentuk luar atau dalam suatu makhluk hidup sesuai dengan situasi dan
kondisi lingkungan tempat hidupnya. Perubahan ini bersifat tetap dan khas untuk
setiap jenis sehingga bisa diwariskan kepada keturunannya.
2.
Jenis-jenis Adaptasi
a. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah
penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi kerja organ-organ tubuh supaya
bisa bertahan hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit
untuk diamati.
Beberapa contoh adaptasi fisiologi:
ü Ikan air laut
menghasilkan urine yang lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Ikan air
laut menghasilkan urine lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Hal ini dikarenakan
kadar garam air laut lebih tinggi dari pada kadar garam air tawar. Tingginya
kadar garam menyebabkan ikan kekurangan air sehingga ikan harus banyak minum.
Akibatnya, kadar garam dalam darahnya menjadi tinggi sehingga untuk mengurangi
kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan mengeluarkan urine yang pekat.
ü Kekebalan serangga terhadap insektisida akan meningkat
(menjadi kebal) karena penggunaan insektisida secara terusmenerus.
ü Sapi, kambing, kerbau, dan domba merupakan hewan herbivor
yang dapat mencerna zat makanan di dalam lambung.
ü Rayap dan Teredo navalis yang hidup di kayu galangan kapal
dapat mencerna kayu dengan bantuan enzim selulose.
Selain hewan, manusia dan tumbuhan
dapat beradaptasi dengan lingkungannya secara fisiologi.
ü Jumlah sel darah merah (eritrosit) orang yang tinggal di
pegunungan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tinggal di
pantai/dataran rendah. Jumlah sel darah merah dalam tubuh akan meningkat karena
dalam eritrosit mengandung hemoglobin agar dapat mengikat oksigen.
ü Ukuran jantung para atlet rata-rata lebih besar dari pada
ukuran jantung orang kebanyakan.
ü Pada saat udara dingin, orang cenderung lebih banyak
mengeluarkan urin (air seni).
ü Ketika di tempat gelap, maka pupil kita akan membuka lebar.
Sebaliknya di tempat yang terang, pupil kita akan menyempit. Melebar atau
menyempitnya pupil mata adalah upaya untuk mengatur intensitas cahaya.
ü Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh serangga mempunyai
bunga yang berbau khas.
ü Tumbuhan tertentu menghasilkan zat khusus yang dapat
menghambat pertumbuhan tumbuhan lain atau melindungi diri terhadap herbivor.
Misalnya. semak azalea di Jepang menghasilkan bahan kimia beracun sehingga rusa
tidak memakan daunnya.
b. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah
penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan mengubah tingkah laku supaya dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Terdapat dua tujuan dari adaptasi tingkah
laku, yaitu sebagai berikut.
(1) Tingkah laku untuk perlindungan.
(1) Tingkah laku untuk perlindungan.
Contohnya:
ü Babi hutan akan menggali lubang persembunyian dengan kukunya
ketika melihat singa.
ü Trenggiling akan menggulung tubuhnya bila bertemu musuh
ü Kamuflase, misalnya pada bunglon dan gurita..
ü Hewan yang hidup di daerah kutub atau daerah yang mengalami
pergantian empat musim yang perbedaan suhunya ekstrim seperti kelelawar, ular,
dan beruang kutub biasanya melakukan hibernasi.
ü Cicak akan memutuskan ekornya pada saat berada dalam ancaman
(autotomi)
(2) Tingkah laku untuk mencari
makanan
Contohnya:
ü Migrasi. Migrasi merupakan bentuk adaptasi tingkah laku
dengan cara bergerak dari satu kawasan ke kawasan lain dan kemudian kembali
lagi. Hewan bermigrasi dengan berbagai alasan antara lain memperoleh iklim yang
baik, makanan yang cukup, tempat yang lebih aman, dan kepentingan
perkembangbiakan.
ü Paus naik ke permukaan air ketika akan mengambil oksigen
untuk pernapasannya.
ü Rayap-rayap
kecil yang baru menetas mendapatkan flagellata untuk mencerna kayu yang ada di
dalam usus rayap dengan jalan menjilat dubur rayap dewasa.
c. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah
penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh yang berlangsung
sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah dikenali dan
mudah diamati karena tampak dari luar.
Adaptasi morfologi berupa penyesuaian
tubuh hewan seperti:
ü Ukuran dan bentuk gigi, penutup tubuh, dan alat gerak hewan.
Gigi
disesuaikan dengan jenis makanannya, sehingga gigi hewan pemakan daging berbeda
dengan hewan pemakan tumbuhan.
Penutup
tubuh seperti rambut, duri, sisik, dan bulu yang tumbuh dari kulit disesuaikan
dengan kondisi lingkungannya sehingga dapat membantu hewan untuk tetap bertahan
hidup.
ü Tipe mulut pada serangga, bentuk paruh burung dan kaki
burung bervariasi sesuai dengan jenis makanan dan habitatnya.
Selain hewan, tumbuhan juga
beradaptasi dengan lingkungannya melalui bentuk tubuhnya, yaitu:
(1) Tumbuhan Xerofit ( tumbuhan yang
hidup di daerah panas dan kekurangan air)
Bentuk adaptasinya yaitu :
·
daun mengalami modifikasi menjadi
duri atau sisik.
·
Batangnya tebal karena mampu
menyimpan air
·
Seluruh permukaannya dilapisi oleh
lilin untuk mengurangi penguapan.
·
Akarnya panjang untuk mencapai
tempat yang jauh yang mengandung air.
Contoh: kaktus dan sukulen
(2) Tumbuhan Hidrofit (tumbuhan yang
hidup di air) dan higrofit (tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab dan basah)
Bentuk adaptasinya yaitu:
·
Daunnya lebar dan tipis untuk
mempercepat penguapan
·
Batangnya memiliki rongga udara sehingga
dapat mengapung dan membantu menyalurkan udara
Contoh: kangkung, eceng gondok, dan teratai.
b. Seleksi
Alam
Dalam kehidupan sehari-hari, seleksi
berarti pemilihan, dan alam berarti segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk
hidup. Jadi, seleksi alam adalah pemilihan makhluk hidup yang dapat hidup terus
dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh lingkungan sekitar dan terjadi
secara alamiah. Bisa juga diartikan sebagai musnahnya beberapa makhluk hidup
karena tidak dapat menyesuaikan diri.
Saat
revolusi industri sedang terjadi di Inggris, mesin-mesin pabrik menghasilkan
jelaga atau asap mengandung karbon hitam yang membuat dinding-dinding bangunan
gelap diliputi jelaga. Pada saat itu, terdapat populasi ngengat Biston
betularia di kota-kota besar Inggris. Ngengat ini memiliki variasi pada
warna sayapnya, yaitu gelap dan cerah. Ngengat yang berwarna gelap dan menempel
pada dinding bangunan menjadi tersamarkan dari pemangsa. Sedangkan ngengat
bersayap cerah lebih mudah dilihat oleh pemangsa. Akibatnya, populasi ngengat
bersayap cerah menurun karena kondisi ini. Peristiwa inilah yang kemudian
memunculkan teori seleksi alam, yaitu organisme yang berhasil lolos dari
seleksi alam akan mampu bertahan hidup. Sebaliknya, organisme yang tidak
berhasiI lolos dari seleksi alam akan punah.
c.
Perkembangbiakan Makhluk Hidup
Ada dua cara perkembangbiakan pada
makhluk hidup, yaitu :
- Secara generatif/kawin/seksual, yaitu perkembangbiakan yang didahului oleh peleburan antara sel gamet dengan sel gamet betina, melibatkan dua induk yaitu induk jantan dan induk betina. Sifat secara individu baru yang dihasilkan merupakan gabungan sifat-sifat induknya.
- Secara vegetatif/tak kawin/aseksual, yaitu perkembangbiakan yang tidak didahului oleh peleburan antara gamet jantan dengan gamet betina, hanya melibatkan satu induk. Sifat individu baru yang dihasilkan sama dengan sifat induknya.
Reproduksi pada Tumbuhan
Reproduksi vegetatif pada tumbuhan
berbiji dapat dibedakan menjadi dua macam. Yaitu:
1.
Reproduksi vegetatif alami
Reproduksi vegetatif alami adalah
reproduksi vegetatif yang terjadi secara alami (tanpa campur tangan manusia),
·
Rhizoma
(akar rimpang)
Rhizoma adalah akar yang tumbuh
mendatar dan terletak di bawah permukaan tanah.
Contoh: tanaman lengkuas, kunyit,
sansiviera, dan temu lawak.
·
Geragih
(Stolon)
Geragih adalah batang yang tumbuh
menjalar di atas permukaan tanah.
Contoh: pegagan dan arbei serta
rumput teki
·
Tunas
Adventif
Tunas adventif adalah tunas yang
tumbuh bukan pada ujung batang ataupun ketiak daun.
Contoh : cocor bebek. kesemek, dan
sukun.
·
Umbi Lapis
dan umbi batang
.Contoh
tumbuhan yang berkembang biak dengan umbi lapis adalah bawang merah, bawang putih,
dan bakung.
Contoh tumbuhan yang berkembang biak
dengan umbi batang adalah kentang.
2. Reproduksi
vegetatif buatan.
Reproduksi vegetatif buatan adalah
reproduksi vegetatif dengan bantuan manusia.
a. Mencangkok
Tumbuhan yang biasa dicangkok adalah
tumbuhan dikotil seperti jambu, sawo, rambutan, mangga, jeruk, dan lain-lain.
Tujuan mencangkok adalah agar diperoleh tumbuhan baru yang cepat berbuah dan
sifatnya sama dengan induknya.
b. Menempel (okulasi)
Menempel adalah menggabungkan bagian
tubuh dua tanaman yang berbeda. Umumnya dua jenis tanaman yang digabungkan
tersebut masing-masing mempunyai kelebihan. Misalnya tumbuhan mangga berakar
kuat, buahnya sedikit, dengan tumbuhan mangga yang berakar lemah, buahnya
banyak. Maka cara menempelnya, pada batang tumbuhan yang berakar kuat,
ditempelkan kulit yang mempunyai calon tunas dari batang tumbuhan mangga yang
berbuah banyak tetapi berakar lemah tadi.
c. Merunduk
Cara ini dilakukan dengan
merundukkan dan kemudian membelokkan ke bawah batang atau cabang tanaman. Pada
bagian cabang yang tertimbun tanah kemudian akan tumbuh akar-akar. Setelah
akar-akarnya kuat cabang yang berhubungan dengan batang induk dipotong. Tanaman
yang biasa dikembangkan dengan merunduk adalah apel, anyelir, alamanda, selada
air, anggur, dan lain sebagainya.
d. Mengenten (menyambung/kopulasi)
Pada dasarnya menyambung sama dengan
menempel. Cara ini banyak dilakukan pada singkong dan buah-buahan. Mula-mula
biji disemaikan. Setelah tumbuh lalu disambung dengan ranting/cabang dari pohon
sejenis yang buahnya baik. Kemiringan potongan ± 45°. Diameter batang atas
harus sesuai dengan diameter batang bawah. Kedua sambungan itu diikat dengan
kuat. Diusahakan agar tidak terjadi infeksi. Buah yang dihasilkannya akan sama
dengan buah yang dihasilkan pohon asalnya.
e. Stek
Stek adalah memperbanyak dengan
potongan-potongan batang, yang ditanam, lalu tumbuh menjadi tanaman baru. Potongan-potongan
tersebut harus punya buku-buku. Banyak dilakukan terhadap ubi kayu, tebu,
tanaman pagar, dan lain-lain.
* Reproduksi
Generatif
Reproduksi generatif ditandai dengan
adanya pembuahan. Pada tumbuhan, sebelum terjadi proses pembuahan
(fertilisasi), terjadi proses penyerbukan/persarian (polinasi ).
Penyerbukan adalah peristiwa
jatuhnya melekatnya serbuk sari di kepala putik.
Berdasarkan faktor penyebab sampainya serbuk sari di kepala putik, penyerbukan dapat dibedakan sebagai berikut.
- Anemogami adalah penyerbukan dengan bantuan angin. Anemogami dapat terjadi pada rumput-rumputan, padi, dan jagung.
- Hidrogami adalah penyerbukan dengan bantuan air. Hidrogami dapat terjadi pada Hydrilla sp, eceng gondok, dan teratai.
- Zoidiogami adalah penyerbukan dengan bantuan hewan. Zoidiogami dapat terjadi pada jambu, mangga, jeruk, dan pepaya.
Zoidiogami dibedakan berdasarkan jenis hewan yang membantu
penyerbukan. Misalnya. Entomogami (penyerbukan dengan bantuan serangga, antara
lain lalat, kumbang, dan lebah), malakogami (penyerbukan dengan bantuan
siput/bekicot), dan kiropterogani (penyerbukan dengan bantuan kelelawar).
·
Anthropogami adalah penyerbukan dengan bantuan manusia.
Penyerbukan ini dapat terjadi pada vanili dan beberapa jenis anggrek.
Berdasarkan asal serbuk sari yang
jatuh ke kepala putik. penyerbukan dapat dibedakan sebagai berikut.
- Penyerbukan sendiri (autogami), terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari bunga itu sendiri. Jika terjadinya penyerbukan pada saat bunga masih kuncup, disebut kleistogami.
- Penyerbukan tetangga (geitonogami), terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari bunga lain dalam satu tanaman.
- Penyerbukan silang (allogami), terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari bunga tanaman lain yang termasuk satu jenis (spesies).
- Penyerbukan bastar, terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari bunga tanaman lain yang sejenis, tetapi berbeda varietas, misalnya bunga mangga manalagi diserbuki bunga mangga golek.
Reproduksi pada Hewan
Reproduksi vegetatif umumnya terjadi
pada hewan invertebrata
·
Membelah
Diri
Misalnya Amoeba dan Paramaecium.
Misalnya Amoeba dan Paramaecium.
·
Fragmentasi
Pada fragmentasi. individu baru terbentuk dari potongan tubuh induknya. Masing-masing potongan tubuh akan tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Contoh hewan yang melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah cacing Planaria (cacing pipih).
Pada fragmentasi. individu baru terbentuk dari potongan tubuh induknya. Masing-masing potongan tubuh akan tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Contoh hewan yang melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah cacing Planaria (cacing pipih).
·
Tunas
(budding)
Contoh: Hydra.
Contoh: Hydra.
* Reproduksi
Generatif
- Ovipar (bertelur) Misalnya pada Aves (jenis unggas), Pisces (Ikan) dan beberapa reptil
- Vivipar (melahirkan) Misalnya pada hewan mamalia.
- Ovovivipar (Bertelur dan melahirkan) Misalnya pada beberapa jenis ular, kadal dan hiu.
·
·